JOMBANG - Tingginya angka pasien terkonfirmasi Covid-19 di Jombang mendapat respons kalangan pemerhati kebijakan publik. Joko Fattah Rochim Koordinator Forum Rembug Masyarakat Jombang (FRMJ) mengaku kecewa dengan kinerja Satgas Penanganan Covid-19.
”Sudah ada Satgas Covid-19, tapi kasus baru terus melonjak. Bulan Desember saja kasus baru sampai 750 kasus, terus lagi dalam sebulan kemarin 78 pasien meninggal, terus upaya pengendalian dari satgas seperti apa, wong kasusnya naik terus seperti itu,” terang Fattah.
Fattah menyebut, anggaran yang digelontorkan untuk penanganan Covid-19 di Jombang sangat besar, mencapai Rp 100 miliar lebih. Namun lambat laun, bukannya berkurang, malah penyebaran kasusnya semakin menjadi-jadi.
”Menurut saya, kinerja mereka (Satgas Covid-19, Red) sangat mengecewakan, lebih-lebih sekarang kasus meninggal Covid-19 juga terus bertambah setiap harinya,” tegasnya.
Dikatakan, dengan anggaran segitu banyaknya dirasa tak sebanding dengan hasil. Menurutnya, sejumlah program-program yang diusung satgas dirasa belum menunjukkan hasil maksimal, sebaliknya cenderung menghamburkan anggaran.
’’Dianggarkan begitu banyak hasilnya kok jadi begini. Tidak ada penanganan yang maksimal. Padahal sudah pengadaan ini itu, tapi dalam pelaksanaannya tidak jelas,’’ sambung Fattah.
Mengingat nilai anggarannya yang besar, maka jika tidak dilakukan pengawasan secara ketat, rawan terjadi kebocoram. ”Harusnya dipergunakan untuk yang lebih manfaat. Kalau untuk kepentingan yang pas dan sesuai serta cocok ya tidak masalah,’’ imbuh dia.
Dicontohkan disaat awal penanganan, satgas mengadakan peralatan. Mulai kasur posko, tandon cuci tangan, hingga pegadaan masker. ’’Dianggarkan begitu banyak hasilnya kok jadi begini. Tidak ada penanganan yang maksimal. Tidak masuk akal sama sekali, anggarannya banyak ternyata kasus juga banyak. Terus untuk apa saja anggarannya itu, intinya Tidak sesuai harapan masyarakat,’’ sambung Fattah.
Dikatakan, banyaknya penyebaran Covid-19 di klaster perkantoran menjadi bukti lemahnya penanganan Covid-19 di Jombang. ’’Yang terakhir ini yang lucu malah yang banyak kena ini mereka yang di kantor. Mereka awalnya yang koar-koar protokol kesehatan, malah mau akhir tahun kena Covid-19,’’ ungkap Fattah.
Sementara itu, terus meningkatnya pertumbuhan kasus positif covid-19 di Kabupaten Jombang direspons Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jombang. Pihaknya menilai, perlu ada upaya-upaya strategis jangka pendek yang serius untuk menangani masalah ini.
”Saya kira, kondisinya Covid-19 di Jombang jelas sudah sangat memprihatinkan,” terang dr Iskandar Dzulqornain, Ketua IDI Kabupaten Jombang.
Iskandar menyebut, hal ini bisa dilihat dari pertumbuhan kasus yang kembali tinggi. Terlebih, titik penyebaran yang tak lagi terpusat dan disebut menyebar ke seluruh kecamatan.
”Jumlah kasus banyak, peningkatan banyak, posisinya tersebar. Semua area kabupaten ada, jadi tidak lagi tersentra lagi, padahal kalau masih tersentra akan lebih mudah penanganan,” lanjutnya.
Apalagi, menurutnya peningkatan kasus positif juga patut diduga dipengaruhi banyaknya orang-orang terpapar Covid-19 yang tak patuh dalam melaksanakan isolasi mandiri.
”Patut diduga isolasi mandiri tidak dilakukan dengan benar-benar disiplin, karena perawatannya tidak terkontrol. Jadi kalau penanganan ya berarti segera disiapkan tempat-tempat (isolasi masal,Red) ini,” imbuh Iskandar.
Sementara untuk pencegahan, edukasi kepada masyarakat masih sangat perlu terus dilakukan pemerintah. Terlebih dengan cara-cara yang lebih efektif dan mengena. ”Kesadaran memang masih rendah ya, koordinasi perlu ditingkatkan terus. Apakah edukasi ke masyarakat benar, apakah sudah tepat sasaran itu perlu dievaluasi,” lontarnya.
Sementara pada bagian yustisi atau penegakan hukum, Iskandar menyerukan agar operasi yang dilakukan juga mulai berubah. Operasi dengan sistim statis atau menyetop di lokasi-lokasi tertentu, dinilainya mulai harus dievaluasi.
”Bisa diganti dengan sistim mobile, jadi bisa keliling, bisa sidak ke tempat statis misal kantor, pabrik, pusat perbelanjaan, ini menurut saya juga efeknya akan lebih maksimal,” pungkasnya.
Data yang dihimpun Jawa Pos Radar Jombang, sejak kasus positif pertama ditemukan Maret lalu, tren peningkatan kasus baru tiap bulannya menunjukkan kenaikan signifikan.
Temuan kasus positif baru masing-masing pada Maret satu kasus, April enam kasus, Mei 44 kasus, Juni 206 kasus, Juli 255 kasus, Agustu 148 kasus, September 217 kasus, Oktober 306 kasus, November 386 kasus, Desember 750 kasus.
Sumber :
https://radarjombang.jawapos.com/read/2021/01/02/233191/kecewa-kinerja-satgas-covid-19